INI BERITA DARI UTUSAN ONLINE
23 fakir maut rebut wang zakat RM16
Oleh sopha sulaiman
Kebanyakan mangsa adalah wanita.
Kejadian itu berlaku tengah hari ini semasa lebih 5,000 penduduk sekitar Pasuruan berbaris di halaman rumah ahli perniagaan itu untuk mendapatkan wang zakat bernilai 40,000 rupiah (RM16).
Ketua Polis daerah, Harry Sitompul berkata, pengagihan wang zakat itu merupakan acara tradisi oleh keluarga kaya itu, sempena bulan Ramadan.
Penduduk miskin itu dilaporkan mengunjungi rumah peniaga berkenaan yang menjalankan perniagaan jual beli kenderaan sejak pukul 4 pagi, setelah mendapat khabar tentang pemberian wang zakat berkenaan.
“Setakat ini 23 telah mati dan polis masih menyiasat,” kata jurucakap Hospital Soedarsno.
Ramai yang cedera dan pengsan akibat dihimpit dan dipijak ketika berebut-rebut untuk mendapatkan bantuan zakat tersebut.
Polis telah menahan ahli perniagaan itu untuk siasatan kerana gagal mengawal orang ramai semasa hendak memberikan zakat tersebut.
Sumber : Utusan Online
Mereka Tewas Demi Rp 30.000!
Demi uang sebesar Rp 30.000, ribuan orang di Jl Wahidin, Pasuruan, rela berdesak-desakkan hingga menewaskan 21 orang.
Peristiwa tragis itu terjadi saat pembagian zakat yang dimulai pukul 10.00 WIB. Ribuan warga miskin yang datang dari berbagai pelosok desa di sekitar Kota dan Kabupaten Pasuruan itu berebut saling berdesakan guna mendapatkan zakat dengan nilai nominal Rp 30.000 per orang yang diberikan keluarga dermawan H Soikhon di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Pasuruan.
Keluarga Soikhon mengatur para penerima zakat untuk masuk satu per satu ke halaman rumahnya, sehingga ribuan orang yang terkonsentrasi di sebuah gang tak bisa bergerak, bahkan orang yang pingsan pun tidak bisa keluar. Puncaknya adalah 21 orang tewas!
Makin jelas bagi kita, seperti apa rupa kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Jelas bukan seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengklaim angka kemiskinan di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 10 juta jiwa selama Indonesia dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika sebelumnya angka kemiskinan mencapai 40 juta jiwa, saat ini jumlah penduduk miskin di Tanah Air diperkirakan berjumlah 30 juta jiwa.
Kemiskinan tak lagi menjadi mimpi buruk. Ia telah benar-benar menjelma menjadi barisan manusia-manusia tak berdaya yang hadir di mana pun ada remah-remah rezeki, termasuk di rumah keluarga H Saikhon.
Ya, mereka adalah para fakir miskin yang berniat menerima zakat. Sekali lagi zakat, sebuah terminologi yang di dalamnya mengandung kemuliaan hidup berupa kasih sayang terhadap sesama lewat tindakan berbagi.
Zakat adalah rukun ketiga dari Rukun Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sementara, secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
Si pemberi zakat jelas orang mampu secara material. Orang yang memiliki niat dan tindakan luhur untuk berbagi dengan sesama dan berharap pahala dari Allah. Adapun si penerima zakat di antaranya adalah mereka yang fakir, yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Mereka yang miskin, yang memiliki harta tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Untuk berita penuh sila ke link : http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/16/01555877/mereka.tewas.demi.rp.30.000
Komen Aku: Kita patut bersyukur kerana kita mampu membayar fitrah, jika tidak kita pun mungkin akan berebut-rebut seperti mereka. Kepada yang telah meninggal dunia, Al-Fatihah disedekah kan. Tamat lah sudah perjalanan hidup mereka yang serba payah. Kepada yang cedera, banyak kan bersabar. Kepada orang kaya yang nak menderma, cari lah kaedah lain supaya tragedi seperti ini tidak berulang.
Wallahhua'lam..
No comments:
Post a Comment